jejak langkah wiwin

melihat dengan hati...

My Photo
Name:
Location: Tangerang, Banten, Indonesia

3.29.2003

jadi engineer adalah pilihan hidup. meskipun jalan menuju ke sana begitu sulitnya tapi tetap harus dilalui. jangan menyerah!
--------------------------
Putri Katak

Sang engineer berjalan cepat melintasi tepi sungai, ketika terdengar suara panggilan. Setelah diamati, ternyata suara itu berasal dari seekor katak. "Hai tunggu," kata si katak, "Aku sebenarnya putri yang cantik, tapi sedang dikutuk. Tapi kalau kamu menciumku, aku
bisa jadi putri lagi. Ciumlah aku!" Dengan hati-hati si engineer memungut si katak, lalu memasukkannya ke saku jaketnya. Si katak berteriak, "Hai, ciumlah aku! Kalau aku sudah jadi putri, aku mau jadi pacarmu semalam." Si engineer cuma tersenyum kecil. "Iya deh, nggak semalam. Seminggu penuh deh!!!" teriak si katak. Si engineer senyum lebar, mengeluarkan katak dari saku, mengelus-elusnya, kemudian memasukkan kembali ke saku. Si katak berteriak putus asa, "Ya deh, aku mau jadi pacar kamu seumur hidup. Tapi cium aku dong. Nanti aku jadi putri yang cantik sekali, yang akan menemani kamu selamanya." Akhirnya si engineer buka suara juga. "Hey. Tahu nggak. Aku itu engineer. Aku nggak punya waktu buat pacaran. Tapi punya katak yang bisa bicara, keren juga."

Hukuman Pancung

Di sini akan dijelaskan karakteristik khas engineer, yaitu memiliki pengabdian yang mendalam dan membabi buta pada profesinya.
Zaman pemberontakan. Seorang pendeta, ahli hukum, dan engineer ditangkap, dan dijatuhi hukuman mati dengan guillotine.
Tibalah saat pelaksanaan hukuman mati. Setelah diundi, pendeta harus mati lebih dulu, disusul ahli hukum, dan terakhir si engineer.
Pendeta meletakkan leher di balok guillotine. Tuas dilepas. Tapi pisau bergeming. Si pendeta berdiri dan mengatakan ia telah diselamatkan oleh Tuhan. Ia pun dibiarkan pergi. Giliran si ahli hukum dipaksa meletakkan leher di balok. Tuas dilepas. Tapi pisau maih terdiam saja. Si ahli hukum berdiri dan mengatakan bahwa seorang tersangka hanya boleh dihukum satu kali untuk sebuah kesalahan. Maka ia pun boleh pergi. Terakhir, si engineer meletakkan kepalanya di leher balok. Ia mengintip ke arah pemicu katrol. Lalu ia berkata, "Tunggu. Sekarang aku tahu kenapa alatnya macet ..."

Tebakan Kelas Tinggi

Si programmer dan engineer berada dalam sebuah perjalanan panjang di pesawat terbang. Si engineer tidur dengan lelap. Tapi si programmer duduk gelisah. Setelah lama bingung mencari kegiatan, si programmer membangunkan engineer dan mengajak main tebak-tebakan. Si engineer yang malas cuma menggeleng dan mencoba kembali tidur. "Ayo dong," desak si programmer, "Kita pakai
taruhan. Yang kalah bayar sepuluh ribu ke yang menang." Si engineer masih menolak dengan halus. "Begini saja," kata programmer, "Kalau aku nggak bisa jawab pertanyaanmu, aku bayar seratus ribu. Kalau kamu nggak bisa jawab pertanyaanku, kamu
bayar sepuluh ribu saja." Si engineer bosan diganggu, dan terpaksa setuju. Maka si programmer mengajukan pertanyaan pertama, "Berapa jarak dari Matahari ke planet Pluto?" Si engineer langsung menyerah dan menyerahkan sepuluh ribu rupiah.
Si programmer dengan sukacita menantang pertanyaan dari engineer. Maka si engineer bertanya, "Apa yang naik dengan tiga
kaki dan turun dengan lima kaki?" Si programmer bingung. Tapi ia tak mau menyerah. Maka ia membuka notebooknya, dan mencari berbagai referensi. Setelah gagal, ia menyambungkan modem radio, dan mencari referensi ke Internet. Masih gagal, ia berkirim mail ke seluruh mail list yang diikutinya untuk menanyakan soal itu. Tapi tidak ada yang bisa menjawab. Putus asa, ia menyerahkan seratus ribu rupiah ke engineer yang masih terkantuk-kantuk. Si engineer tenang menerimanya dan memasukkannya ke saku.
Si programmer, penasaran, membangunkan si engineer, dan bertanya lagi, "Jadi, apa jawabannya?" Dengan malas, si engineer menggelengkan kepala, mengeluarkan sepuluh ribu rupiah, menyerahkannya ke si programmer, lalu tidur lagi.

Ilmu Karcis

Setelah membaca kisah ini, Anda akan suka mengaplikasikan formula Erlang. Sekelompok engineer dan matematikawan naik
kereta bersama untuk menghadiri workshop. Setiap matematikawan membawa selembar karcis. Tapi para engineer hanya punya selembar karcis untuk semua orang. Tentu saja, para matematikawan menertawai ketololan kelompok engineer. Saat kondektur hampir masuk, semua engineer bergegas masuk ke kamar kecil. Kondektur mengetuk pintu kamar kecil, dan berteriak, "Karcisnya, Pak." Sebuah tangan mengacungkan selembar karcis itu keluar kamar kecil. Kondektur memeriksa dan kemudian berlalu. Para
engineer pun keluar dari kamar kecil. Para matematikawan merasa kecele. Pulang dari workshop, para matematikawan hanya
membeli selembar karcis. Tapi para engineer tidak membeli karcis selembar pun. Para matematikawan kembali menertawai keanehan pada engineer. Saat kondektur hampir masuk, para engineer masuk ke kamar kecil. Dan para matematikawan masuk kamar kecil satunya. Tapi kemudian salah satu engineer keluar dari kamar kecil, mengetuk pintu kamar kecil para matematikawan,
dan berteriak, "Karcisnya, Pak!"

Pendekatan

Seorang engineer dan seorang matematikawan sedang bersaing memperebutkan seorang gadis (pasti ilmuwan deh). Kata si gadis, "Kalian boleh mendekatiku. Tapi berapa pun langkah kalian mendekatiku, aku akan segera menjauh dengan jarak setengahnya." Kata si matematikawan, "Wah, dengan demikian, aku tak akan bisa mencapaimu selamanya. Ini pasti penolakan yang halus." Tapi kata engineer, "Memang aku tak mungkin mencapaimu. Tapi kita bisa berada cukup dekat untuk melaksanakan hal
praktis sehari-hari."

Soal Harga

Sore di taman. Dua engineer berpapasan. Satu sedang jogging dan satu mengendarai sepeda yang bagus. "Hai, sepedamu bagus. Baru ?" "Bisa dibilang baru. Ada gadis manis memberikannya padaku tadi." "Baik sekali! Bagaimana ceritanya ?" "Aku juga heran. Tadi aku sedang jogging. Gadis manis itu naik sepeda ini. Dia berhenti, mengerlingkan mata, lalu turun. Kami jalan bersama
sebentar. Tiba-tiba dia mengajakku masuk ke semak-semak. Di sana dia membuka seluruh pakaiannya. Lalu katanya, 'sekarang, ambillah milikku yang paling berharga'. Ada training pack, ada sepatu, dan ada sepeda. Jadi aku ambil sepedanya."
"Ya dong. Tentu. Lagipula training pack dan sepatunya belum tentu seukuran dengan kamu."

Istri atau Pacar?

Tiga engineer berbincang santai. Di luar kebiasaan, kali ini mereka memperbincangkan soal istri dan pacar. "Saya lebih suka punya pacar," kata engineer pertama. "Lebih bebas. Tidak terikat waktu. Dan lebih mesra." "Istri justru lebih mesra," kata engineer kedua.
"Lagipula lebih santai. Dan jelas kita lebih terurus, sehingga bisa berfokus lebih banyak pada engineering." "Kalau saya, lebih suka punya istri dan pacar sekaligus," kata engineer ketiga. "Malam-malam, istri saya mengira saya sedang serong ke pacar saya.
Pacar saya mengira saya kembali ke istri saya. Padahal saya lagi asyik dengan eksperimen di lab, tanpa gangguan."

Perancang Anatomi

Tiga engineer muda asyik berdebat. Topiknya adalah tentang anatomi manusia. Mereka bersitegang tentang siapa sebenarnya perancang anatomi manusia itu. "Pasti engineer mesin," kata engineer pertama. "Lihat, sistem kendali mekaniknya yang nyaris sempurna. Tarikan katrol dan pengungkitan yang halus, serta ..." "Itu artinya bukan engineer mesin, tapi engineer elektro," tukas
engineer kedua. "Yang kamu tunjukkan berkaitan dengan sistem kendali syaraf yang luar biasa presisinya." Kata engineer ketiga, "Menurut aku sih, pasti engineer sipil. Siapa lagi yang punya kebiasaan menempatkan saluran limbah berdekatan sekali dengan kawasan rekreasi."

Perancang Anatomi

Charles Proteus Steinmetz adalah engineer elektrik handal yang terkenal, yang dulu bekerja di General Electric. Pernah meja-meja kerja di GE diberi tanda 'No Smoking'. Steinmetz segera menambahi tulisan di bawahnya, sehingga terbaca 'No Smoking, No Steinmetz', lalu ia pulang. Tak lama kebijakan itu dicabut. Setelah Steinmetz pensiun, pernah GE mengalami kerusakan mesin yang
parah. Karena tak ada satu engineer pun yang dapat menangani, akhirnya Steinmetz dipanggil kembali sebagai konsultan. Steinmetz berkeliling mesin-mesin, mengukur di sana-sini, dan mencatat di sebuah buku kecil. Beberapa saat kemudian, ia mengambil kapur tulis, dan memberi tanda silang 'X' besar di sebuah modul. Para engineer melepas modul itu, dan segera menemukan kerusakan di
bagian itu. Setelah bagian itu diganti, mesin berfungsi normal. Steinmetz menagih GE sebesar $10000. Tapi eksekutif GE berkeberatan. Mereka bilang, "Masa hanya untuk sebuah tanda silang, kita harus bayar sedemikian besar." Maka mereka meminta Steinmetz untuk memberikan rincian tagihan. Steinmetz pun membuat rincian sebagai berikut: Membuat tanda silang $ 1.00
Menentukan posisi tanda silang $ 9999.00 Total $ 10000.00

Volume Tabung

Tiga orang (tiga melulu yah) diperintahkan untuk mengukur tabung dengan alas bulat tapi ujung mencorong. Orang pertama, matematikawan, mengukur diameter tabung dan sisi-sisi lainnya, kemudian melakukan perhitungan integral tingkat tiga. Orang kedua, fisikawan, memasukkan air ke dalam tabung, kemudian mengeluarkan air ke gelas ukur, dan membaca volumenya. Orang ketiga, engineer, membaca nomor seri di bawah tabung, kemudian mengambil buku di pojok lab untuk membaca jenis tabung, bahan, dan volumenya.

Alat Tulis

Cerita ini terjadi di masa perlombaan teknologi luar angkasa, antara Amerika Serikat melawan Uni Soviet. NASA, menemukan bahwa pena yang bekerja dengan gravitasi itu tidak dapat bekerja di luar angkasa, merancang pena jenis baru yang memiliki tekanan internal. Tekanan tinta dikendalikan oleh genggaman pemakai. Untuk sistem sensor dan sebagainya, dihabiskan dana mencapai satu juta dollar. Namun demikian, pena ini bekerja dengan baik sekali. Pihak Uni Soviet, mengalami masalah yang sama, memutuskan untuk menggunakan pensil.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home